Kategori: fotografi

Kartupos dari Maharasthra India

Awal bulan Juni Si Ayah mendapat undangan workshop di India. Biasanya dia agak nggak enak sering pergi meninggalkan keluarga, karena dia tahu saya yang lebih seneng traveling, sementara dia yang lebih sering mendapat kesempatan untuk pergi. Tapi kali ini, dia nggak merasa bersalah pergi karena tahu India nggak masuk ke bucket list, destinasi impian saya. Sampai saat ini saya belum pengen ke India, cukup membaca atau mendengar ceritanya saja 🙂

Acara workshop tentang Citizen-Led Assesment ini cukup padat. Nino cuma punya waktu satu setengah hari untuk jalan-jalan, itu saja diorganisir oleh panitia. Karena itu dia malas bawa kamera besar (nggak besar-besar banget sih, wong ‘cuma’ mirrorless), apalagi bawa tripod. Dalam perjalanan ke India kali ini, Si Ayah hanya berbekal kamera poket lawas, Canon S-95. Tapi dasar pinter motret, dengan kamera poket pun dia bisa menghasilkan foto-foto keren (menurut istrinya, hahaha). Memang bener sih yang bilang: yang penting bukan gadget-nya, tapi the man behind the camera.

Worskhop dilaksanakan di kota Aurangabad, distrik Maharashtra. Kota ini bisa ditempuh 1 jam naik pesawat dari Mumbai. Di sini ada beberapa atraksi wisata yang cukup menarik, antara lain: Bibi Ka Maqbara (Mini Taj Mahal), Ellora Cave dan Daulatabad Fort. Tak lupa Nino juga mengabadikan desa-desa yang dia kunjungi. Dengan bidikan lensanya, senja di pengkolan kampung di India sana pun tampak indah 😉 Saya senang bisa mendapat oleh-oleh foto suasana India yang berbeda dari yang biasa saya lihat di blog teman-teman traveler.

Selamat menikmati!

“Have you been to Taj Mahal?”
“No.”
“Then go. If you’ve been to Taj Mahal, no use going there.” Di Aurangabad, Maharashtra, ada Taj Mahal mini, sebutan resminya Bibi Ka Maqbara. Kalau pernah ke Taj Mahal asli, melihat edisi KW ini nggak bakalan terkesan. Alhamdulillah saya melihat yang kw duluan sebelum melihat yang asli, jadi masih bisa menikmati.


 

Situs arkeologis Ellora terdiri dari puluhan kuil yang dibangun pemeluk tiga agama berbeda: Budha, Hindu, dan Jai. Yang istimewa, kuil-kuil ini dibuat dengan cara melubangi, memotong, dan memahat bukit-bukit batu. Struktur sebagian kuil tampak begitu geometris, seperti hasil potongan mesin-mesin modern. Sulit membayangkan bahwa usia kuil-kuil sudah lebih dari seribu tahun. Sekarang kuil-kuil Ellora dipromosikan sebagai lambang kerukunan antar agama. Mungkin mirip dengan gereja dan masjid yang kerap dibangun berdampingan di alun-alun beberapa kota di Indonesia. Beberapa pengunjung Ellora masih memanfaatkannya untuk mengangkat dupa dan bersembah sujud. Sebagian besar pengunjung yang lain lebih memilih mengangkat ponsel dan mengabadikan kenangan.



Mohammed bin Tughluq, the sultan of Delhi who built this fort was possibly a paranoid man. The Daulatabad fort is famous for its series of trick defence and secret escapes routes. In the middle section of this 12th century fortress, I found a magnificent wooden door plated with iron. Just perfect for framing my picture.

 
Dari ketinggian jalan menuju puncak benteng Daulatabad, terlihat jelas kering dan tandusnya tanah di daerah ini. Maharashtra memang salah satu negara bagian yang mengalami kekeringan paling parah di India. Konon, kekeringan pula yang membuat kota yang dibentengi tembok berlapis ini ditinggalkan penghuninya, sekitar seribu tahun silam. Semoga hujan segera menyapa dan mengubah hamparan tanah tandusmu menjadi kebun-kebun yang hijau.

Foto & caption: @ninoaditomo
Difoto dengan kamera saku Canon S95.

~ The Emak

Kartupos Dari Alor

Si Ayah baru saja pulang dari Alor, Nusa Tenggara Timur. Ketika ditawari menjadi tim penyeleksi beasiswa di pulau ini, dia langsung setuju. Tapi sesaat kemudian dia mengirim pesan WA ke saya, “Alor itu di mana sih?”

IQ boleh tinggi, TOELF boleh mendekati sempurna, tapi Si Ayah ini gak jago geografi. Dia pikir Alor dekat sama Lombok *keselek*. Untuk yang buta peta Indonesia juga, kepulauan Alor itu di sebelah utaranya Pulau Timor (tahu kan, yang bagian timurnya sudah masuk wilayah East Timor?). Untuk menuju Alor, ada penerbangan dari Kupang (yang ini ibukota provinsi Nusa Tenggara Timur, ada di pulau Timor). Sehari ada dua penerbangan Kupang – Alor (jam 10.00 dan jam 14.00), dan dua penerbangan balik Alor – Kupang (jam 11.10 dan jam 15.10). Penerbangan ini dilayani oleh maskapai Trans Nusa. Lama penerbangan dari Kupang ke Alor adalah 50 menit. 


Sementara itu, ada banyak jalan menuju Kupang. Dari Surabaya ada 4 maskapai yang melayani penerbangan ke Kupang: Sriwijaya, Lion Air, Citilink dan Garuda Indonesia.

Dari Alor, Si Ayah membawakan oleh-oleh kain tenun, kacang kenari, kue-kue, dan terutama cerita. Tentang penduduk Alor yang seumur hidupnya belum pernah keluar dari pulau. Tentang jamuan makan malam dengan Bapak Bupati (menu ikan tentu saja). Tentang Bapak Bupati yang semangat mengirim putera daerah untuk sekolah lagi. Tentang anak-anak yang gembira bermain dengan penyu dan mengembalikannya ke laut setelah mereka puas. Dan terutama tentang alam Alor yang sangat indah, meski penduduk lokal merasa biasa-biasa saja.

Selamat menikmati cerita tentang Alor, lewat foto-foto Si Ayah ini.

The beauty of Alor…

And the people of Alor…

~ The Emak

Miniatur Dari Lego, Kepingan Yang Menakjubkan

Miniatur Angkor Wat, Kamboja

Si Ayah sudah main lego sejak kecil. Koleksi legonya sejak dua puluh tahun yang lalu masih tersimpan rapi dan kerap kami mainkan lagi bersama koleksi lego precils yang baru. Ketika seumuran dengan Big A sekarang, Si Ayah diajak orang tuanya mengunjungi Legoland di Eropa. Gimana nggak bikin ngiri, coba? 😀 Makanya The Emak kekeuh mau ngajak Precils ke Legoland Malaysia, lagian dekat banget kan?

Di Legoland Malaysia, mungkin Si Ayah bernostalgia, asyik sekali mengabadikan miniatur lego dengan kamera mirrorless-nya. Sering, kami sudah beranjak ke bangunan berikutnya, Si Ayah masih asyik di belakang. Tapi hasilnya luar biasa. Berikut galeri hasil jepretan Si Ayah, mengabadikan keping-keping lego yang disusun menjadi bentuk yang menakjubkan.  

Yang mana favoritmu? Enjoy!

Miniatur lego di lobi hotel Legoland
I am your father!
Barongsai
Forbidden City, Tiongkok
Taj Mahal, India
Sultan Abdul Samad building, KL
Downtown KL
Downtown KL
Masjid Sultan Omar Ali Saifuddin, Brunei
Wat Arun temple, Thailand
You know this one 🙂

Baca juga:
Johor Bahru With Kids: Itinerary & Budget
Ke Legoland Malaysia, Via Changi Atau Senai? 
Review Hotel Legoland
Legoland Themepark & Waterpark, Asyiknya Dobel! 

Kartupos dari Washington DC

Bayangan gedung US Capitol (DPR Amerika) di genangan air yang membeku
Hari ini aku menjelajahi museum Natural History dan galeri seni. Keduanya di satu kompleks, sekitar 30 menit jalan kaki dari hotel. Sebenarnya agak malas jalan, karena dingin dan hujan. Tapi sudah jauh-jauh sampai Washington, masa nggak jalan-jalan dan motret? Besok sudah terbang pulang ke iklim tropis. Lagi pula, jalurnya melewati White House, jadi sekalian mampir untuk numpang narsis di depan rumah Obama. Sayang seflie-nya tidak layak tayang, hehe. Gantinya, ini beberapa gambar dari jalan dan museum. 
White House, rumah Obama. Sayang penghuninya nggak kelihatan.
Supreme Court Building. Gedung Mahkamah Agung Amrik.
Gloomy Morning
Display Mammoth di Museum of Natural History
Giant Fish at Museum of Natural History
The story of our DNA

Kartupos dari Annapolis

Gereja tua di tengah kota

Kota ini kota tua, kata orang. Kota bersejarah, terutama bagi warga kulit hitam Amerika. Kota ini kecil saja. Alun-alunnya hanya memuat sebuah gereja dan kantor pos. Ruas-ruas jalannya sempit, dihimpit rumah-rumah tua yang berpadu dengan bangunan baru. Tapi sayangnya pagi ini aku tak sempat memikirkan sejarah yang dikisahkan kota ini. Yang kupikirkan adalah bagaimana cara mendapatkan magnet kulkas – cindera mata pesanan keluarga – tanpa harus terlalu lama meninggalkan hangatnya kamar hotel. Ya, udara di luar sedang dingin, sekitar minus 25 derajat Celsius. Dingin, bahkan untuk penduduk lokal, gara-gara angin kutub utara yang tahun ini menyapu jauh ke selatan.

~ Si Ayah 

Foto-foto Annapolis:

Trem gratis (The Free Troley) yang ngetem di depan hotel Westin
Rumah-rumah penduduk
Pertokoan
Balai Kota

Pemenang Turnamen Foto Perjalanan Ronde 23

Lorne, Victoria

*Give myself pat in the back* Alhamdulillah Turnamen Foto Perjalanan ronde 23 berlangsung sukses dan meriah, penuh keriaan celotehan teman-teman yang mampir dan nongkrongin kandang burung The Emak 😀

Terima kasih atas semua partisipasi teman-teman dalam #TFP23 ini, baik yang sudah submit foto, atau yang ikut koar-koar di twitter meski tidak bisa submit foto karena ngakunya tidak punya burung 🙂 Err… foto burung, begitulah.

Foto di album ini membawa kami berkelana ke tempat-tempat yang belum pernah kami kunjungi dan berkenalan dengan burung-burung yang belum pernah kami lihat. Melihat burung-burung beterbangan bebas di pekarangan dan taman membuat #LittleA minta pulang ke tanah kelahirannya :p Foto  @tesyasblog dan @clararch02 sukses membuat kami kangen sama Hobart dan Queenstown. Hiks, kalian nakal :p

#BigA menyukai foto Elang dari @philardi dan @dananwahyu. Sejak dulu dia memang suka Elang dan punya beberapa koleksi foto Elang di Kakadu NP. Spesial mention dan terima kasih untuk Mamah Suri Dina @duaransel yang sudah ikut submit foto Merpati Ketiga yang sedang galau. Dapat titipan jempol dari Si Ayah yang juga penggemar HDR 🙂

Tapi… dari semua foto-foto burung yang keren-keren di album ini, saya hanya boleh memilih satu pemenang, yang berhak menjadi host turnamen foto perjalanan ronde berikutnya.

Dan pemenangnya adalah…. *drum roll*

Keep calm and stop arguing 

Foto burung Blue Tanager dari kak @Mindoel ini membuat saya terpesona. Saya jadi terseret lamunan, ikut nongkrong di balkon Kak Mindoel, minum teh panas dan nyemil pisang goreng, sambil mengamati burung-burung kiyut ini bercicip berebut pisang. Ah, indahnya hidup 🙂

Selamat untuk Mindy aka @mindoel yang berhak menjadi host Turnamen Foto Perjalanan ronde 24. Pantengin terus blog Mindy di http://mindoel.blogspot.de.

Terima kasih ^_^

~ The Emak

Turnamen Foto Perjalanan Ronde 23: Burung

Burung Kakatua di pantai Lorne, Victoria, Australia yang sedang menikmati makan siang. 

Turnamen ini sudah ditutup. Sila melihat pengumuman pemenang di sini. Terima kasih untuk semua partisipan. Cheers 🙂 

=================================================

Halo semua! Maafken The Emak yang terlambat meng-update turnamen foto perjalanan ini. Setelah seminggu merawat seisi rumah yang kompak sakit, kami juga mesti pergi ke negeri tetangga untuk ikut mengusir kabut asap (halah!). Sebenarnya nggak nyangka juga foto sunrise dari dalam tenda ketika ‘Menanti Matahari Terbit di Kiama’ dipilih oleh Kak @andrianiken sebagai pemenang. Padahal foto-foto matahari dalam turnamen ronde 22 kemarin bagus-bagus banget! Terima kasih banyak Kak Niken 🙂

Pilihan tema foto perjalanan kali ini: Burung! Soalnya The Emak memang demen sama burung. Ketika pertama kali mengunjungi Sydney, kami dibuat takjub oleh burung-burung camar yang bebas berkeliaran di pelabuhan dan burung-burung merpati yang santai nongkrong di taman. Mereka ini tidak takut sama sekali dengan manusia. Malah sering kurang ajar mencuri makanan kami. Yah, maklum aja, di Australia orang-orang tidak lagi menembaki burung. Bahkan saya belum pernah menemukan peringatan: Dilarang Menembak Burung. Yang ada malah: Dilarang Memberi Makan Burung ^_^

Selanjutnya, burung-burung menjadi bagian dari hidup dan perjalanan kami. Setiap pagi, burung robin bertamu ke balkon apartemen kami sambil berkicau. Di taman dekat rumah, kami dengan mudah menemukan rainbow loriiket yang berwarna-warni.

Dalam perjalanan, kami pun mudah menemukan burung di alam bebas, bukan hanya di kebun binatang. Di Sydney harbour dan pantai-pantainya, gampang menemukan burung Kookaburra yang sering tega mencuri makan dan kemudian ketawa-ketawa ngeselin. Ketika mengunjungi Kakadu National Park, saya dibuat takjub oleh Jacana, burung mungil yang dijuluki Jesus bird karena bisa berjalan di atas air. Di Kangaroo Island, #LittleA sempat berenang bersama Pelican yang meluncur anggun. Di Lorne, Victoria, burung-burung Kakatua berjambul kuning menguasai pantai, sepasang pacaran, beberapa ekor lainnya mengganggu orang pacaran, dan yang lain sibuk mencari makan siang. Pengalaman paling menarik ketika kami mengunjungi Milford Sound, New Zealand. Di tengah jalan kami berhenti untuk memotret pemandangan. Tiba-tiba ada burung Kea yang menghampiri kami dan mulai mematuk-matuk karet di jendela mobil sampai cuwil. Duh, untung ada asuransi :p

Burung-burung camar di Darling Harbour, Sydney, Australia

Saya pengen melihat lebih banyak lagi foto-foto burung, terutama di negeri kita tercinta. Senakal-nakalnya burung, saya tetap lebih suka burung-burung ini bisa terbang bebas di luar kandang sempit. Impian saya, burung-burung di negeri kita ini juga bisa bebas berkeliaran tanpa takut dengan bedil manusia. Burung-burung kita tetap bisa nyaman membuat sarang di pohon-pohon, dan menghibur kita dengan kicaunya yang merdu.

Yuk, pamerin pengalamanmu dengan burung di sini 🙂

Burung khas New Zealand: Kea, yang sempat mencungkil karet jendela mobil sewaan kami

Aturan main Turnamen Foto Perjalanan

1. Masa submisi : 2 – 14 Juli 2013 jam 23.59 WIB

2. Foto HARUS merupakan hasil jepretan alias karya kamu sendiri

3. Host foto ‘Burung’ – mu di situsmu sendiri. Web, blog, Flickr, Picasa, Photobucket, dsb terserah.

4. Submit foto pada kolom comment artikel ini dengan format berikut :

     Nama/nama blog (akun Twitter bila ada)

     Link blog

     Judul/keterangan foto (maksimal 1 paragraf)

     Link foto (ukuran foto maksimal 600 pixel pada sisi terpanjang)

5. Ada kemungkinan foto yang kamu kirim akan di-rehost di web tuan rumah. Terutama kalau terlalu besar atau bermasalah

6. Submisi lebih cepat lebih baik, sehingga fotomu bisa tertampil seatas mungkin.

7. Foto yang tidak patut, tidak akan di-upload disini, sesuai kebijaksanaan tuan rumah (misal : mengandung kebencian SARA, nyeleneh, menghina pihak lain)

8. Foto tidak diperkenankan dalam bentuk kolase

9. Pengumuman pemenang : 2-3 hari setelah batas masa submisi

10. Foto akan dipampang di dalam post setiap harinya berdasarkan queue Comment post ini.
______________________________________________________________________________

Turnamen Foto Perjalanan untuk Traveler Indonesia
Mengapa mengikuti Turnamen Foto Perjalanan?

  • Ajang sharing foto. Bersama, para travel blogger Indonesia membuat album-album perjalanan yang indah. Yang tersebar dalam ronde-ronde turnamen ini. Untuk dinikmati para pencinta perjalanan lainnya.
  • Kesempatan jadi pemenang. Pemenang tiap ronde menjadi tuan rumah ronde berikutnya. Plus, blog dan temamu (dengan link ybs) akan tercantum dalam daftar turnamen yang dimuat di setiap ronde yang mendatang. Not a bad publication.
Siapa yang bisa ikut?

  • (Travel) blogger – Tak terbatas pada travel blogger profesional, blogger random yang suka perjalanan juga boleh ikut.
  • Setiap blog hanya boleh mengirimkan 1 foto. Misal DuaRansel yang terdiri dari Ryan dan Dina (2 orang) hanya boleh mengirim 1 foto total.
  • Pemenang berkewajiban menyelenggarakan ronde berikutnya di (travel) blog pribadinya, dalam kurun 1 minggu. Dengan demikian, roda turnamen tetap berputar.
  • Panduan bagi tuan rumah baru akan diinformasikan pada pengumuman pemenang. Jika pemenang tidak sanggup menjadi tuan rumah baru, pemenang lain akan ditunjuk.    

    • Nggak punya blog tapi ingin ikutan?
    • Oke deh, ga apa-apa, kirim sini fotomu. Tapi partisipasimu hanya sebatas penyumbang foto saja. Kamu nggak bisa menang karena kamu nggak bisa jadi tuan rumah ronde berikutnya.
    • Eh tapi, kenapa nggak bikin travel blog baru aja sekalian? WordPress, Tumblr, dan Blogspot gampang kok, pakainya. Jangan pake Multiply ya, karena Multiply sudah gulung kasur.

     
    Hak dan kewajiban tuan rumah:

    • Menyelenggarakan ronde Turnamen Foto Perjalanan di blog-nya
    • Memilih tema
    • Melalui social media, mengajak para blogger lain untuk berpartisipasi
    • Meng-upload foto-foto yang masuk
    • Memilih pemenang (boleh dengan alasan apapun)
    • Menginformasikan pemenang baru apa yang perlu mereka lakukan (panduan akan disediakan)

      Ronde Turnamen Foto Perjalanan:

      1. Laut – DuaRansel
      2. Kuliner – A Border that breaks!
      3. Potret – Wira Nurmansyah
      4. Senja – Giri Prasetyo
      5. Pasar – Dwi Putri Ratnasari
      6. Kota – Mainmakan
      7. Hello, Human! (Manusia) – Windy Ariestanty
      8. Colour Up Your Life – Jalan2liburan
      9. Anak-Anak – Farli Sukanto
      10. Dia dan Binatang – Made Tozan Mimba
      11. Culture & Heritage – Noni Khairani
      12. Fotografer – Danan Wahyu Sumirat
      13. Malam – Noerazhka
      14. Transportasi – Titik
      15. Pasangan – Dansapar
      16. Pelarian/Escapism – Febry Fawzi
      17. Ocean Creatures – Danar Tri Atmojo
      18. Hutan – Regy Kurniawan
      19. Moment – bem
      20. Festival/Tarian – Yoesrianto Tahir
      21. Jalanan – PergiDulu
      22. Matahari – Niken Andriani
      23. Burung – The Emak
      24. Kamu?
      ___________________________________________________________________

      Pendiri dan koordinator Turnamen Foto Perjalanan:
      Dina DuaRansel.com email: [email protected] Twitter: @duaransel
      Facebook: fb.com/duaransel
      Pertanyaan seputar penyelenggaraan dan lain sebagainya? Hubungi Dina.
      Untuk menilik status terbaru beserta FAQ Turnamen Foto Perjalanan, silahkan cek: Turnamen Foto Perjalanan untuk Traveler Indonesia

      __________________________________________________________________________________
      Turnamen Foto Perjalanan Ronde 23: Burung
      1. Avant Garde  (@isna_saragih)

      Mau lihat penguin di Indonesia? Datang saja ke Museum Satwa, Batu 🙂

       2. Halim Santoso (@halim_san)
                                Kalkun fotogenik di Taman Balekambang, Solo

      3. Meidiana Kusuma (@geretkoper)
      Hey Pretty!

      Warna bulu si burung cantik ini tidak pernah berhenti membuat saya kagum.

      4. Anti Siladja (@Antimbon)
      I Love You, Sleepyhead

      Owl is one of my favorite animals. I adore their stunning eyes, the way they make creepy weird sounds and their beautiful feathers.

      5. Niken Andriani (@andrianiken)
      Hello bird!
      Sambutan di pasar souvenir Pulau Komodo.

      6. Shu (@travelographers)

      Burung onta merupakan burung terbesar yang masih hidup di bumi, dengan tinggi bisa mencapai 2,5 meter burung ini mungkin satu-satunya burung yang dapat ditunggai oleh manusia baik untuk transportasi maupun perlombaan balap layaknya kuda pacu 🙂

      7. Diah
      Ready For The Show

      Rajawali ini tengah menunggu giliran untuk beratraksi di hadapan pengunjung Taman Safari Indonesia. 

      8. Mira Afianti

      Playful Birds

      Ada ratusan, mungkin ribuan, burung merpati yang jinak di jalan sekitar Masjid Nabawi, Madinah. Burung-burung tersebut bertambah banyak seiring dengan banyaknya orang-orang yang datang dan memberikan makanan. Uniknya burung-burung ini bisa diajak bermain. Angkatkan tanganmu tinggi-tinggi, maka mereka akan terbang se-irama!

      9. Fahmi (@fahmianhar)

      Burung Kakak Tua yang tidak sedang hinggap di jendela ini caper banget. Setiap ada pengunjung yang mendekatinya, dia langsung ambil posisi kayang di tiang gantungan buat atraksi, sementara burung² lain tetap diam di tempatnya sambil menatapnya dengan sinis. Bosan dengan kelakuannya, akhirnya salah satu temannya menegurnya. Si Kakak Tua nggak terima sampai akhirnya mereka jambak-jambakan… #drama #sinetronburung #krik #kemudianhening

      10. Danan Wahyu S (@dananwahyu)

      Pertarungan Kanawa

      Lengkingan dua unggas di angkasa mengagetkan pagi di Pulau Kanawa, Flores. Dari atas bukit terlihat gagak dan elang saring menyambar liar, tidak tahu apa yang mereka perebutkan. 

      11. Ratna (@queenerva)

      “Ehm…Hai there.. Maaf, boleh saya telan biji palem ini dulu?”
      Mungkin itu yang dikatakan tatapan burung ini pada saya yang sedang membidik dari balik lensa tepat ketika dia menikmati makan siangnya.

      12. Antho (@JustAntho)

      Siapa sangka, burung berbulu cantik ini berjenis kelamin jantan. Ya, faktanya merak jantan (peacock) memiliki bulu lebih indah dibandingkan merak betina (peahen). Dalam istilah biologis disebut dimorfisme.  

      13. Clara Croft (@clararch02)


      Burung Camar ini sedang galau di tepian Danau Wakatipu di Queenstown New Zealand Selatan. Di kejauhan mengintip cantik sekilas keindahan New Zealand yang tak terlupakan..  

      14. Ristalia (@hogarista3)

      Mungkin Anda Pernah dengar Film The Mirror Never Lies Yang Syuting di Wakatobi dengan mengangkat Kehidupan Suku Bajo. Masih Inget dengan salah Satu adegan dalam Film itu ?? Dimana Tingkah Eko, sahabat Pakis yang selalu Lucu saat memberi makan burung Camar. Burung ini adalah sahabat masyarakat Suku Bajo. Dan saya adalah anak daerah Wakatobi. 

      15. Noerazhka (@noerazhka)

      Perbincangan Dalam Kandang ..

      Bukan hanya manusia, burung pun punya kemampuan berkomunikasi dengan sesamanya. Mungkin bukan hanya berkomunikasi, tapi juga berekspresi. Momen yang saya temui di Eco Green Park, yang merupakan bagian dari Jawa Timur Park 2 ini adalah buktinya. Entah apa yang sedang mereka perbincangkan. Kekaguman saya pada mereka, mungkin. Nice !

      16. Ari Murdiyanto (@buzzerbeezz)

      Yellow Birds

      Molek bukan burung berwarna kuning ini? Tapi siapa sangka burung ini bukan burung beneran. Burung hasil awetan ini memang tampak seperti burung sesungguhnya. Saya bertemu mereka di “Rahmat” International Wildlife Museum & Gallery, Medan. Saya sebagai penyuka warna kuning, langsung jatuh cinta pada pandangan pertama dengan burung ini.

      17. Philardi Ogi (@philardi)

      Elang Gili Laba/Gili Lawa

      Seekor elang berputar-putar di langit Flores kala rombongan kami mulai trekking di salah satu bukit Gili Lawa, Seolah ingin menyambut ramah kedatangan kami.

      18. Teuku Amir (@zamerseven)

      Senja di Atas Dawai

      Layaknya manusia, sepasang burung ini sepertinya sedang mengalami hubungan yang kurang harmonis. Keduanya bersitegang di antena belakang rumah saya. Saling tak acuh dengan mempalingkan kepala. Kiranya keempat kepak sayap itu terbang tentu indah sekali bukan. Tapi mau diapakan lagi. Bukankah perseteruan akan selalu hadir di setiap santiran kaki komponen semesta?

      Foto diambil menggunakan kamera Smartphone: Samsung Mini 2.

      19. Maya Indah (@chiemay_acc)

      Hitam Putih

      Ketika mengunjungi The Blanco Renaissance Museum di Ubud, Bali, di pintu masuknya saya melihat kedua burung ini. Entah mereka sendiri yang berpose seperti itu, ataukah diatur oleh penjaga museum/galery. Lucu aja, dua burung dengan warna yang berlawanan, hitam dan putih, menghadap ke arah yang berlawanan 😀 

      20. Shella Hudaya (@shellahudaya)

      Aksi Akrobat Kakaktua “Faber Castell”

      Bila traveling ke Ubud tentunya jangan lupa menyambangi Museum Renaissance Antonio Blanco yang terkenal dengan lukisan erotiknya. Selain menikmati keindahan lukisan karya Sang Maestro asal Spanyol itu, Anda juga bisa menikmati cantiknya burung-burung kakaktua yang senang berakrobat di halaman museum. Sang Maestro sendiri memang banyak menampilkan burung kakaktua di dalam lukisannya. Anda juga bisa berfoto dengan burung-burung cantik ini lho! ^^ 

      21. Frederika Tarigan (@ndetigan_aza)

      ayam, nasibmu kini..

      Ketika dalam perjalanan ke Baduy Dalam, beberapa orang Baduy memanggul ayam ini untuk di bawa ke Kampung, kata mereka akan ada pesta pernikahan di Baduy Dalam, jadi kemungkinan ayam-ayam ini akan menjadi menu istimewa di pesta ini… hihihi 

      22. Izzatul Arifah (@izza_ari)

      Pulang

      Bahkan mereka yang bisa terbang jauh sekalipun pun, tak pernah lupa untuk pulang. 🙂

      23. May Sari

      Playing and Feeding

      This is an old photo from my trip to Venice, back to October 2005.  Taken by my lovely FM 10 camera, scan negative and voila..this is one of my favorite. Kids were playing and feeding the birds at Piazza San Marco. 

      24. DuaRansel (@DuaRansel)

      Merpati ketiga

      25. Tesyasblog (@tesyasblog)

      Menunggu

      Burung ini seolah menunggu seseorang akan berbaik hati berbagi makanan yang dibeli dari Flippers. Sayangnya ia tidak bisa membaca larangan tertulis untuk memberi makan burung, tidak jauh dari tempatnya bertengger.

      26. Mindy (@mindoel)

      Keep calm and stop arguing

      Balkon apartemen kami di Caracas penuh dengan beragam burung. Gimana ga penuh kalau buffet-nya selalu terisi makanan – nasi, buah²an, biji²an – tapi biarpun cukup makanan, dua ekor burung blue tanager ini tetep rempong rebutan pisang.

      27. Fanny Fristhia Nila

      Serene and Tranquil

      Komplek Wat Arun yang hijau, bersih, dan indah pun, menarik minat para merpati ini untuk melepas penat sejenak ..  

      28. Olenka Priyadarsani (@olenp)

      Dua burung berkejaran di atas danau yang baru saja mencair di Danau Breivatnet, Stavanger, Norwegia. Perbedaan warna bulu bukanlah halangan. 


      29. Diah Alfa Saadah (@diah87)

      Burung-Burung di Kaki Batu Cave

      Sekerumunan burung merpati di Kaki Batu Cave akan menyambut kita ketika memasuki pelataran Batu Cave, Kuala Lumpur. Para pengunjung akan disuguhi pemandangan indah ini, kita bisa bermain dengan sekerumunan burung merpati yang jinak ini sambil memberikan makan. 

      ==================================================

      Turnamen ini sudah ditutup. Sila melihat pengumuman pemenang di sini. Terima kasih untuk semua partisipan. Cheers 🙂

      Vivid Sydney 2013, Ketika Kota Bermandi Cahaya

      Musim yang paling saya benci adalah winter. Bulan Mei adalah bulan penghujung musim autumn dan saya mengucapkan selamat datang winter. Di Sydney, musim dingin dikenal dengan musim low season, khususnya bagi pengusaha-pengusaha resto. Namun low season tidak berlaku untuk pariwisata Sydney. Salah satu cara terbaik untuk mendatangkan wisatawan asing serta domestik di saat winter adalah dengan menyelenggarakan Vivid Sydney, sebuah festival tahunan yang mengubah Sydney Skyline dengan atraksi laser dan LED serta teknologi lainnya. Dengan tajuk “A Festival of Light Sound and Music” pemerintah kota Sydney menghadirkan puluhan seniman digital dari luar negeri untuk menyulap Sydney City menjadi Vivid Sydney.

      Seperti tahun-tahun sebelumnya, gedung-gedung sekitar CBD, MCA, Custom House dihiasi dengan kerlap-kerlip lampu. Namun tahun ini ada kejutan yang luar biasa. Harbour Bridge yang segede gaban itu di hias dengan 10.000 lampu LED, bahkan lebih. Keindahan Harbour Bridge versi Vivid ini bisa dinikmati dari sisi North Sydney, karena hanya satu sisi Harbour Bridge saja yang dihias. Jadi saya harus ke daerah utara untuk bisa mengabadikan momentum ini. Saya memutuskan untuk pergi ke Luna Park, taman hiburan kesukaan BigA 🙂

      Sabtu merupakan hari yang special bagi Sydneysiders yang hendak menghabiskan malam hari di Darling Harbour bersama keluarga. Untuk memeriahkan Vivid Sydney ini, Darling Harbour mengadakan Aquatic Show, sebuah atraksi teknologi yang memprojeksikan sebuah video dan musik yang atraktif dengan menggunakan air sebagai “layar tancap”nya. Perpaduan musik etnik ala Timur Tengah, musik ajep-ajep serta tarian-tarian di “layar tancap” sungguh menghibur. Ratusan, mungkin bahkan ribuan Sydneysiders berkumpul di Darling Harbour sabtu malam kemarin (25 Mei). Beruntung saya masih bisa duduk di area tengah.

      Dengan diiringi lagu Wish You Were Here-nya Pink Floyd, saya yang duduk di antara banyaknya pasangan mesra tetep berusaha konsentrasi memotret serunya Aquatic Show. Sambil berteriak Wishhhhh youuu wereeeee hereeeeeee… kembang api terakhir menghiasi langit Darling Harbour. Dalam hati saya berkata “Suatu saat kelak, aku dan dia akan duduk di sini melihat Vivid Sydney…”
      Tetap ceria tetap berwarna
      2w_^

      ~ Radityo adalah mahasiswa Photomedia di CATC Design School, Sydney. Baca juga blog pribadinya tentang tips dan trik fotografi di http://fototiptrik.blogspot.com.au

      Sydney New Year’s Eve 2013

      Tema kembang api Sydney tahun ini adalah “Embrace”

      Tahun baru identik dengan kembang api. Saya merasa beruntung bisa berada di Sydney untuk mengabadikan pesta kembang api dalam rangka memeriahkan NYE 2013. Pemerintah Sydney menjelaskan bahwa kembang api yang digunakan untuk tahun baru 2013 merupakan yang terbesar didunia. Sebuah hal yang patut diacungi jempol karena pemkot Sydney mengemas acara NYE 2013 dengan serangkaian acara menarik. NYE ini lebih diarahkan sebagai pesta rakyat (begitu kata si Ayah) yang menggunakan uang dari pajak. 


      Tidaklah mudah bagi saya yang baru pertama kali datang ke Sydney untuk motret kembang api. Seminggu sebelum NYE 2013, saya selalu mencari imaji dari google. Maklum dari website resmi NYE 2013 terdapat lebih dari 80 tempat untuk melihat pesta kembang api di Sydney. 

      Awalnya saya merencanakan ke Bradley’s Head Point, karena saya bersama The Precils sudah pernah ke sana, dan pemandangan dari sana memang bagus, bisa melihat Harbour Bridge dan Sydney Opera House. Namun sayangnya pada NYE 2013 Breadly Head point menjadi tempat komersil, alias harus bayar $50 pada malam tahun baru. Jadi saya putuskan untuk mencari tempat lain. Guru saya merekomendasikan motret di Waverton, karena cukup bagus. Sebelumnya saya pernah ke Waverton untuk interview kerja di restoran India, jadi saya cukup tahu seperti apa Waverton itu. Dengan bantuan google, saya pun mantap melakukan survei terlebih dahulu sebelum membuat keputusan final. 
      Foto hasil survei di Ball Head Point, Waverton.

      Pada tanggal 28 Desember, saya berangkat melakukan survei lokasi. Saya pun berjalan kaki dari Luna Park (taman kesukaannya Big A), Milson Point, North Sydney dan Waverton. Begitu sampai Waverton, saya menekan tombol shutter kamera saya, lalu dalam hati memutuskan untuk motret NYE dari Waverton, tepatnya di Ball Head Point. Sebuah pemandangan di mana saya bisa melihat dengan jelas Harbour Bridge dan City Skyline dalam satu bingkai.


      Meskipun saya sudah mantap dengan Waverton, saya masih saja mencari-cari lokasi lain. Teman-teman Aussie saya bilang kalo motret dari Botanical Garden itu bagus, namun bayar. Nah yang gratis di Mrs Macquarie. Jadi saya pun berangkat ke Mrs Macquarie untuk memuaskan rasa penasaran saya. Selidik punya selidik, pemkot Sydney menyebutkan bahwa tempat tersebut mampu menampung 17.000 orang. Wahhhh,, lha ya modar saya. Saya terjebak antrean sepanjang 3 kali lapangan bola. Namanya juga penasaran, mengapa semua orang pergi ke sana? Tiga jam antre berakhir dengan keluh kesah. Meskipun sudah datang pukul 10 pagi untuk antre, ternyata begitu masuk Mrs Macquarie saya tidak mendapatkan titik yang jelas untuk motret kembang api. Terlalu banyak pohon dan juga area terbaik untuk motret kembang api hanya bisa diakses oleh rekan-rekan media.

      Antrean yang luar biasa panjang di Mrs Macquaries.
      Suasana di Mrs Macquaries yang sangat padat, hampir 17.000 Sydneysiders berkumpul di sini.
      2 wisatawan yang datang terlambat tampak memandangi antrian yang luar biasa panjang di Mrs Mcquaries.

      Pukul 1 siang saya pun bergegas ke Waverton. Saya tidak sendirian, banyak Sydneysiders yang memutuskan untuk pindah tempat. Perlu waktu 1 jam untuk mencapai Waverton, dari stasiun St James oper ke stasiun Wynyard lalu naik kereta jurusan Northen Area. Begitu sampai stasiun Waverton, kecepatan jalan kaki saya tambah agar cepat sampai Ball Head Point. Melihat orang-orang bawa tenda dan perlengkapan piknik, semakin cepat pula langkah saya. Maklumlah, saya tidak ingin berdesak-desakan lagi seperti di Mrs Macquarie.

      Tenda biru ini mengingatkanku pada kemah di Lane Clove bersama keluarga Precils.
      Suasana di Ball Head Point, Waverton, damai karena tidak seramai Mrs Macquaries.
      Suasana menjelang senja di Ball Head Point, Waverton.

      Begitu sampai di Ball Head Point, hati saya berkata “Syukur Alhamdulillah…” karena titik atau lokasi yang saya incar tidak ditempati orang lain. Tak lama kemudian, saya mendirikan tenda darurat dari Tripod dan sarung, karena suhu udara saat itu cukup menyengat, yaitu 28 derajat Celsius. Tenda pun berdiri dan hati saya senang, tinggal menunggu selama 10 jam untuk motret kembang api NYE 2013. Dengan berbekal roti untuk makan siang dan nasi rendang untuk makan malam, saya pun kemah darurat di Ball Head Point, SENDIRIAN! Arghhh. Tak lama setelah tenda saya berdiri, hadir 1 keluarga dan mendirikan tenda di sebelah tenda saya. Si Ayah dari keluarga tersebut bilang bahwa di sini sangat nyaman buat keluarga, tidak perlu berdesak-desakan mencari tempat, bebas alkohol dan yang paling penting dapat pemandangan yang bagus. “We’ve been here for 3 years with the same spot, this spot is really amazing…” kata si Ayah. Buat keluarga Precils, Ball Head Point bisa menjadi “jujukan” untuk tahun baru selanjutnya.

      Tenda darurat saya yang kecil nan mungil.
      Pilot perang berpengalaman asal Australia, Matt Hall, memamerkan kebolehannya menerbangkan pesawat aerobic lengkap dengan semburan gas “yang tumben tidak berwarna”, yang menghiasi langit senja kota Sydney.

      Penantian selama berjam-jam akhirnya terbayar saat Kembang Api Keluarga menghiasi langit Sydney pada pukul 21.00 selama 15 menit dan juga Kembang Api Tahun Baru pada pukul 00.00  selama 20 menit. 

      Family Firework yang muncul pukul 21.00.
      Family Firework yang muncul pukul 21.00.
      Family Firework yang muncul pukul 21.00.


      Selamat Tahun Baru 2013 dari Sydney.

      2w_^
      ~ Radityo adalah mahasiswa Photomedia di CATC Design School, Sydney. Baca juga blog pribadinya tentang tips dan trik fotografi di http://fototiptrik.blogspot.com.au

       

      Vivid Sydney 2012: Festival Cahaya Yang Menghangatkan Musim Dingin

      Salah satu Papan informasi Vivid Sydney 2012

      Vivid Sydney adalah festival tahunan yang diadakan tiap musim dingin. Tahun ini berlangsung dari tanggal 25 Mei – 11 Juni 2012.

      Festival ini diadakan oleh pemerintah setempat sebagai salah satu program “Destination NSW”, kalau di Indonesia mirip seperti BBJ (Bulan Berkunjung Jember), namun skala dari Vivid Sydney adalah Internasional. Direktur utama Vivid Sydney, Anthony Bastic, menyatakan bahwa Vivid Sydney melibatkan pelaku-pelaku seni dari Perancis, Polandia, Hong Kong, Skotlandia, Amerika, Brazil, Singapura, New Zealand serta Australia. “Vivid Sydney didukung oleh pemerintah New South Wales (NSW) dan sponsor utama untuk menghadirkan kolaborasi kreatif dari 75 seniman tahun ini,” ujar Antony Bastic dalam pers release

      Gedung Costum House disulap menjadi sebuah tontonan visual yang menarik.
      Gedung MCA menjadi salah satu arena Vivid Sydney yang paling banyak mengundang perhatian pengunjung.
      Seorang pengunjung mengabadikan Vivid Sydney dengan iPadnya.

      Sementara Wakil Pertama Deputi NSW menyatakan bahwa Vivid Sydney merupakan panggung industri kreatif untuk menghibur masyarakat dan mendatangkan turis. “Tiga pilar dalam Vivid Sydney, Cahaya, Music dan Ide digabungkan untuk merayakan kehadiran sebuah industri kreatif yang profesional untuk Australia dan seluruh dunia,” ujarnya.

      Gabungan antara teknologi dan seni menciptakan suasana yang benar-benar vivid di Circular Quay dan daerah The Rock. Festival ini dihadirkan untuk semua umur. “Wow its very interesting, look the Opera House is melting, its cool,” komentar Tiffany, salah satu pengunjung dari Taiwan. Lain lagi komentar dari nenek yang berada di sebelah saya waktu itu, “I’m going to see this Vivid from Cruise and it will be nice,” ucapnya sembari mengeluarkan kameranya. 
      Sydney Opera House yang seakan-akan meleleh menjadi daya tarik tersendiri.
      Sydney Opera House  berubah menjadi layar raksasa yang mempertontonkan aksi teatrikal seorang perempuan.
      Gedung-gedung perkantoran turut memeriahkan Vivid Sydney 2012.
      Tampaknya pemerintah NSW Australia benar-benar tahu caranya menarik wisatawan untuk datang ke Sydney. Yang jadi catatan adalah Vivid Sydney hanyalah secuil festival yang diadakan tiap tahunnya. Masih banyak festival kelas dunia yang akan hadir di Sydney. Semakin banyak festival berkelas, semakin banyak pula kemungkinan wisatawan asing akan datang.
      Saya berharap sektor pariwisata di Indonesia mengadopsi sistem ini untuk menarik wisatawan asing dan juga menggeliatkan gairah seni kontemporer ke ranah area publik.

      Tetap Semangat
      2w_^

      ~ Radityo adalah mahasiswa Photomedia di CATC Design School, Sydney. Baca juga blog pribadinya tentang tips dan trik fotografi di http://fototiptrik.blogspot.com.au

       

      Tips Memotret Firework dengan Kamera Poket

      Where are you Katy Perry???” teriak seorang pemuda di Darling Harbour Sabtu malam kemarin. Wah saya jadi penasaran, apa betul ada Katy Perry di Darling Harbour. Kebetulan setelah mengunjungi pameran foto di Kenshington street bersama teman saya Tiffany Sabtu malam kemarin, kami mampir ke Darling Harbour. Kami heran kenapa ramai sekali. Ternyata orang-orang menantikan Firework bukan Kety Perry. Sialnya, saya tidak membawa kamera. Firework mengingatkan saya kepada assignment yang diberikan ibu Editor. Beruntung Tiffany bawa kamera poketnya. Kamera poket selalu menjadi penting di saat saat yang genting, anda setuju? Lewat artikel ini saya ingin share bagaimana memotret firework alias kembang api.
      Memotret kembang api dengan kamera poket memang susah, apalagi dengan keadaan saya yang serba tidak siap dengan alat perang, tanpa tripod lagi. Namun semua itu bisa diatasin dengan penuh kesabaran dan minimal tahu triknya. Berikut hal-hal yang saya lakukan:
      Bertanya. Di Darling Harbour ada banyak fotografer yang ingin memotret firework. Nahh kita harus tanya mereka dimana keluarnya kembang api. Harus tanya ke fotografer yang bawa perlengkapan komplit (asumsikan mereka sudah pernah motret firework di sana sebelumnya), “Where is the firework actually came out???” tanya saya kepada pria dengan kamera 5D markIII. “Over there,” sembari menunjuk tengah pelabuhan, “Can you see the square things in the water? that is the firework machine.” Lega sudah dapat informasinya. Cukup???? Belum. Saya tanya jam berapa dan berapa lama biasanya fireworknya, lalu di jawab “About 8.30 and It’s pretty quick, maybe 5 till 10 minutes i think.” Nahhh itu adalah 3 informasi yang harus diketahui, baik dengan bertanya kepada orang ataupun kepada bung google.
      Scouting. Karena sudah tahu tempat keluarnya firework, saya pergi mengelilingi Darling Harbour. Banyak fotografer yang lebih mendekat ke sumber firework, namun yang saya lakukan justru menjauh dari sumber firework, karena kamera poket memiliki lebar lensa hanya 28mm. Setelah melihat-lihat dan keliling-lingling saya akhirnya memutuskan motret firework dari trotoar jembatan dekat jalan raya? Lho?? itu karena posisinya ada di atas Darling Harbour, jadi dengan kamera poket bisa memotret seluruh harbour lengkap dengan firework. Kurang lebih beginilah skema lokasi saya:
      Ini adalah ocet-ocetan peta saya sebelum motret. 4 kotak hitam adalah sumber firework dan “x” adalah lokasi saya motret. Dari lokasi saya motret, saya ingin foto firework dengan latar belakang hotel-hotel itu, karena mereka yang gedung yang memiliki lampu-lampu paling menarik.
      Mode Kamera. Pada saat itu mode yang saya gunakan adalah Firework, kebetulan ada mode itu di kamera Fuji milik Tiffany. Dasarnya sebenarnya Lowlight mode, jadi kamera poket akan menangkap cahaya yang lebih banyak di malam hari. Namun konsekuensinya adalah kamera tidak boleh goyang sedikitpun. Ganti mode Single Shot ke Continuous Shot, ini wajib, biar sekali jepret dapat lebih dari 1 foto.
      Tripod. Alat ini mutlak dipakai untuk memotret firework. Sayangnya, malam itu saya tidak bawa tripod. Mau tidak mau saya harus hand-held. Sangat susah, selain dingin, truk-truk yang lewat bikin trotoar goyang. Tidak kurang akal, pagar pembatas trotoar saya pakai sebagai tripod. Karena posisinya pagar sedikit di atas pundak saya dan memiliki permukaan yang agak rata, saya bisa menaruh kamera poket.
      Sabar. Kamera poket memiliki shutter leg seper sekian detik, jadi anda harus sabar dalam menekan shutter kamera. Ikuti alur keluarnya firework, pasti anda akan mendapatkan irama untuk memencet shutter. Pencet shutter sesaat setelah firework keluar dari kandangnya untuk mendapatkan letusan firework di langit. Kalau ngawur bisa-bisa seperti hasil-hasil saya berikut ini:
      Foto-foto diatas tampak kacau juga karena operator fireworknya terlalu cepat mengeluarkan kembang apinya 🙁 *pembelaan* hohoo, anyway ada 1 saja foto bagus dari sekian banyak foto firework akan membuat saya senang. Apakah ada yang bagus dari jepretan saya di malam nestapa itu? ADA DONKKKK, ini dia penampakannya:
      Hasil maksimal dari buah kesabaran, tapi tetep menyesal tidak membawa tripod dkk. Hiks hiks hiks.
      Anyway, setelah 10 menit langit kembali normal dengan ditandai tepuk tangan dari penonton, diantara suara tepuk tangan ada pemuda dengan suara lantang berteriak “I Love You Kety Perry”. Mungkin itu pemuda yang tadi kali ya…
      Kalau seandainya berangkat dengan persiapan matang,selain hal-hal diatas, ada beberapa hal berikut yang akan saya lakukan:
      1. Lihat foto-foto keren firework yang serupa di internet lalu cari tahu kira-kira lokasi motretnya si fotografer. 
      2. Bawa perlengkapan perang, seperti tripod, baterei cadangan dan memori cadangan.
      3. Karena firework selalu malam hari, sangat dianjurkan bawa jaket yang tebal biar tidak kedinginan.
      4. Bertanya kepada fotografer atau orang-orang di sekitar area firework tentang detail firework.
      5. Sabar dalam memotret firework.
      6. Tetap konsentrasi motret walau kilauan cahaya firework yang amat keren di hadapan anda.
      Special thanks to Tiffany Gaw and Fujifilm FinePix F50fd
      note: semua foto dalam artikel ini saya Adjust: Auto Contrast dan Auto Level.

      Semoga Bermanfaat
      2w_^

      ~ Radityo adalah mahasiswa Photomedia di CATC Design School, Sydney. Tulisan ini pertama kali dimuat di blog pribadinya: http://fototiptrik.blogspot.com.au

      Ps: Baca pengalaman Radityo memotret kembang api malam tahun baru Sydney 2013, di sini.

      Tips Memilih Kamera Poket Untuk Traveling

      Penampakan Canon S 95
      Apa itu kamera poket? Jawabnya simpel: Kamera yang muat di dalam saku, namanya juga kamera poket. Bagi anda yang suka jalan-jalan alias para traveler, kamera poket sangat cocok untuk anda dengan beberapa alasan. Pertama, harganya jauh lebih murah daripada kamera DSLR. Kedua, tidak perlu repot-repot naruhnya, ukurannya kecil mungil sehingga cukup di saku celana anda. Ketiga, sangat ringan dibanding dengan kamera DSLR.
      Saat ini mayoritas produsen kamera mengeluarkan produk kamera poket dengan berbagai varian dan teknologi. Mulai dari merk Sony, Samsung, Kodak, Canon, Nikon dan temen-temen mereka lainnya. Ada yang murah dibawah 1 juta, ada pula yang harganya kayak kamera DSLR. Ehm, dari sekian banyak kamera poket, bagaimana anda memilih satu kamera poket yang cocok untuk anda? Jangan terburu-buru memilih kamera poket dulu, pahami dulu seluk beluk kamera poket secara umum.
      Gambaran secara umum, yang harus anda ketahui dari kamera poket adalah:
      1. Lensa:anda harus tahu seberapa wide lensa yang dimiliki sebuah kamera poket. Kamera poket yang memiliki lebar lensa minimal 24mm sudah ideal.
      2. Resolusi: berapa megapixel kemampuan kamera poket? Resolusi memang menunjang kualitas foto, namun perlu diingat: Kamera poket dengan resolusi tinggi tidak selalu lebih bagus daripada kamera dengan resolusi lebih rendah. 
      3. memori card: Rata-rata kamera poket menggunakan SD card, namun ada beberapa merk yang menggunakan memori card khusus. 
      4. Baterei: Berapa lama ketahanan batereinya dan anda harus tahu berapa harga baterei cadangan.
      5. Reputasi merk: cari tau dulu apakah si doi expert dalam hal per-poket-an.
      6. Garansi: Cari tahu berapa lama garansi dan tentu pahamin syarat&ketentuan garansi tersebut.
      7. Body: gemuk atau langsing sangat tergantung selera. Semakin langsing makin fleksibel naruhnya di saku. Biasanya kamera poket yang badannya gemuk mempunyai fitur yang lebih komplit.
      Semua data tentang kamera poket akan kita ketahui di Spesifikasi kamera. Semua online store pasti akan menyertakan Spec Kamera dengan lengkap. Jika tidak lengkap, jangan beli di website tersebut (jika on-line). Jika beli di Toko Kamera, pastikan anda minta Spesikasi Kamera, KARENA ITU ADALAH HAK KONSUMEN. Jangan malu meminta atau bertanya apa yang anda tidak ketahui. Yang perlu anda baca di spec-list ada 11 point seperti contoh spec-list dibawah ini:
      Spec-list Canon S95 diatas hanya yang secuil dari puluhan spec yang tertulis. Mari kita kupas satu per satu:
      1. Image Sensor. Kamera poket saat ini rata-rata memiliki resolusi tinggi. Resolusi tinggi bisa menunjang kualitas foto (tapi tidak selalu). Saya sarankan pilih yang di atas 10 Mega Pixel
      2. Lens. Patokan wide atau tidaknya lensa harus dilihat dari angka yang saya lingkari, jangan baca yang 5.2 (W) – 26.0 (T) mm. 24 (W) – 120 (T) mm artinya lensa kamera ini mempunyai zoom 24mm – 120mm. Lensa dengan sudut lebar akan memudahkan para traveler dalam mengabadikan foto landscape. Saya sarankan untuk membeli yang 24mm.
      3. Focusing Range. Jarak fokus ini berkaitan dengan kemampuan macro kamera poket. Semakin dekat kemampuan focusing, makin keren pula foto-foto makro anda. Saya saran pilih yang mempunyai jarak makro 3 cm sampai 10 cm.
      4. ISO. Rata-rata kamera poket memiliki kepekaan sensor (ISO) terendah di angka 80-100. ISO 80-100 cocok untuk motret landscape karena grain-nya halus, sedang ISO tinggi seperti 3200 cocok untuk motret malam hari (dengan grain kasar sebagai konsekuensinya).
      5. Shutter. Kamera yang memiliki shutter speed di atas 10 detik memiliki kemampuan untuk blub di mode M (manual). 
      6. Flash. Harus ada mode flash Off, mode ini akan menghasilkan foto lebih natural.
      7. Shooting Mode. Wajib ada huruf M di spec-list. Dengan mode M anda akan mendapat hasil foto yang sesuai dengan kemauan anda dalam hal pencahayaan.
      8. Continuous Shooting. Seberapa cepat kamera poket menangkap gambar dalam 1 detik. Pastikan anda memilih kamera dengan kemampuan lebih dari 1 shot per detik.
      9. Data Type. Berhubungan dengan kualitas file yang di capture kamera. Pastikan beli kamera yang memiliki file RAW.
      10. Dimensions. Lihat seberapa gemuk kamera poket yang akan anda beli. Makin tipis makin handy.
      11. Weight. Kamera poket yang berat terkadang kurang nyaman dibawa traveling. Saya sarankan pilih yang tipis dan muat di saku.
      Tidak semua spec list seperti di atas, itu merupakan contoh saja. Pada dasarnya point-point diatas harus diperhatikan. Yang lain anggap saja sebagai bonus, macam video, editing di kamera, framing, image slideshow dll-nya.
      Dari segi harga, kamera poket sangat variatif, semakin mahal makin hebat pula kamera poket tersebut. Biasalah ada harga ada rupa. Saya klasifikasikan menjadi 4 jenis kamera poket dari segi harga:
      1. Harga 600 ribu – 1,5 juta termasuk kelas low-end. Untuk kelas ini saya rekomendasikan Canon PowerShot A2300 IS.
      2. Harga 1,5 juta – 3 juta termasuk dalam middle-end. Kalau punya duit 3 juta saya akan beli Panasonic Lumix DMC-TZ20
      3. Harga 3 juta – 5 juta termasuk high-end. Saya sekarang memakai canon s95. Seri terbarunya, Canon s100 saya rekomendasikan untuk para traveler.
      4. Harga 5 juta ke atas untuk para profesional dan kolektor. Andai saja duit saya cukup, saya bakal beli Leica D-Lux5 atau FujiX100 🙂
      Sau lagi, pastikan dulu anda membaca review dari kamera poket yang hendak anda beli. Saya biasa lihat review kamera di dpreview. Web ini memberi review yang sangat komplit, mulai dari pengenalan, spesifikasi, body&desain, kualitas imaji dan masih banyak lagi.

      Beli kamera poket adalah investasi berharga. Kamera poket akan membekukan moment anda selama traveling berupa foto dan foto akan bersua sejuta cerita kan. Bagi para traveler, middle-end dan high-end adalah pilihan terbaik. Semoga bermanfaat. 2w_^

      ~ Radityo
      Radityo, kontributor The Traveling Precils, adalah mahasiswa Photomedia di CATC Design School, Sydney. Untuk mendapatkan tips dan trik fotografi lainnya, kunjungi blog Radityo di http://fototiptrik.blogspot.com.au

      Tips Membuat Foto-Foto Ciamik Dari Kamera Poket

      Kali ini The Traveling Precils menghadirkan artikel dari kontributor: Radityo Widiatmojo. Mungkin nama ini sudah familiar bagi pembaca setia blog. Foto-foto Radityo memang sudah sering nampang untuk ilustrasi blog ini. Di tulisan ini Radityo berbagi tips memaksimalkan penggunaan kamera poket. Ternyata motret dengan kamera poket, kalau punya ilmunya, hasilnya nggak kalah dengan kamera DSLR lho. Enjoy! ~ The Emak

      Bagi yang suka jalan-jalan, kamera poket adalah pilihan paling tepat. Jepret sana jepret sini dan tralala trilili. Namun lebih sering hasilnya kurang memuaskan. Maka puaskanlah dengan memaksimalkan kamera poket anda. Berikut tips dan triknya:

      Matikan Flash. Dengan mode flash off maka kamera akan membaca cahaya tanpa bantuan flash. Kamera akan menangkap available light ketika shutter ditekan dan hasilnya akan lebih natural.

      Gunakan mode Manual (jika ada). Dengan mode manual, anda akan dengan mudah melakukan kontrol terhadap cahaya, dan bisa menghasilkan foto setara dengan kamera DLSR. Kamera poket yang memiliki fasilitas ini biasanya harganya di atas kamera poket biasa. Pilihan kedua setelah mode manual adalah Aperture Priority. Foto di bawah ini menggunakan manual mode. Dua hasil berbeda dengan mode manual, foto yang kedua adalah foto yang sesuai dengan keinginan saya.
      Gunakan kompensasi, biasanya dalam kamera poket ada di menu EV. Kalau terlalu terang turunkan EV-nya ke -2.0, artinya kamera poket akan meng-under-kan foto. Efek siluet (agak siluet sihhh) bisa dihasilkan dengan memaksimalkan EV ke posisi -2.0. Foto pertama saya pake EV 0 alias normal aja motretnya. Foto kedua saya pake kompensasi EV -2.0. Anda bisa lihat foto kedua agak siluet dan langitnya lebih pekat dari pada foto pertama.
      Macro Mode. Aktifkan mode macro, pada umumnya simbol macro mode di kamera poket adalah gambar bunga. Ini adalah favorit saya. Bikin foto macro menggunakan kamera poket sangat menyenangkan. Pada mode ini pastikan flash tetap off agar natural hasilnya. Saya juga memanfaatkan macro mode untuk bikin latar belakang lebih blur/bokeh seperti 2 foto di bawah ini.
      Low Angle. Kamera poket adalah rajanya low angle. Foto sepatu di atas diambil dengan sudut rendah sekali. Saya sangat suka efek dari low angle kamera poket karena dalam keseharian kita kan tidak pernah memandang suatu benda pada posisi serendah 2 foto di bawah.
      Slow Speed. Saat motret di indoor dengan mode Flash-off, maka kita akan selalu mendapatkan slow speed, kamera poket akan mengeluarkan simbol “tangan” sebagai tanda kalau kita motretnya tidak boleh goyang. Kalau tangan kita stabil maka foto dengan efek slow akan anda dapatkan.

      Gunakan file RAW. Untuk hasil olah digital yang maksimal kita harus selalu menggunakan file RAW. Kalau tidak ada format RAW, pakai file dengan ukuran paling besar. Kamera poket sekarang sudah memiliki ukuran file yang hampir sama dengan kamera DLSR.
      Dari segi non teknis, kamera poket memiliki keuntungan: karena ukuran yang kecil membuat para traveller mudah mengeluarkan kamera dari saku (namanya juga kamera poket). Bagi para traveller, selamat memaksimalkan kamera poket anda.
      Semoga bermanfaat. 2w_^

      ~ Radityo
      Radityo adalah mahasiswa Photomedia di CATC Design School, Sydney. Untuk mendapatkan tips dan trik fotografi lainnya, kunjungi blog Radityo di http://fototiptrik.blogspot.com.au